- Pengertian Hormon
Hormon
berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki
saluran sendiri. Hormon adalah melekul yang berfungsi di dalam tubuh sebagai
sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang disebut sel-sel endokrin
karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan berbeda dari sel-sel
eksokrin, yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau permukaan tubuh.
Sistem kerja hormon berdasarkan
mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat
mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang
berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal,
pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil
sekresinya melalui saluran khusus.
- Kelenjar yang Menghasilkan Hormon
Ada empat kelenjar
endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan
Testis.
Berikut hormon-hormon
yang dihasilkan oleh empat kelenjar diatas, antara lain adalah ;
Tabel 1. Kelenjar yang
menghasilkan hormon reproduksi
No
|
Nama Kelenjar
|
Hormon yang dihasilkan
|
1
|
Hipofisa
|
· Follicle Stimulating Hormone (FSH)
· Luteinizing Hormone (LH)
· Luteotropic Hormone (LTH)
|
2
|
Ovarium
|
· Estrogen
· Progesteron
|
3
|
Endometrium
|
· Human Chorionic
Gonadotropin (HCG)
|
4
|
Testis
|
· Testosteron
|
2.3 Macam-Macam Hormon ReproduksiTabel 2. Hormon reproduksi pada manusia
Hormon pada Pria
|
Hormon pada Wanita
|
· Hormon testosteron
· Hormon gonadotropin
· Hormon estrogen
· Hormon pertumbuhan
|
· Hormon GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormon)
· Hormon FSH
· Hormon LH
· Hormon estrogen
|
- Hormon pada Pria
1. Testosteron
Dihasilkan oleh sel intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron yang disekresikan oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan protein plasma yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat di ubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan dalam usus menjadi empedu ke dalam urin.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:
a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.
2. Hormon Gonadotropin
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron. FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan spermatozoa. Oleh karena itu, testosteron disekresikan secara serentak oleh sel intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosteron diperlukan untuk proses pematangan akhir spermatozoa.
3. Hormon Estrogen
4. Hormon Pertumbuhan
- Hormon pada Wanita
1. Hormon GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormon)
2. Hormon FSH (Follicle Stimullating Hormone)
Follicle Stimulating Hormone (FSH) : berfungsi Merangsang pematanganØ folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen, mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
3. Hormon LH (Lutinizing Homone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormon)
Luteinizing Hormone (LH) : berfungsi mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progestron, mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi.
4. Hormon Estrogen
Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks: menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / generasi tulang. Pada wanita pascamenopouse, untuk pencegahan tulang kropos/ osteoporosis, dapat diberikan terapi hormone estrogen (sintetik) pengganti.
Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita, saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.
5. Progesteron
Hormon progesteron : berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu, menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
7. LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin
- Siklus Estrus dan Menstruasi
Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja, selama waktu tertentu (siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon. Pada manusia dan primata, siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi, sedangkan pada mamalia lain disebut siklus estrus. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering disertai jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Siklus reproduksi ini umumnya memiliki periode 28 hari hingga satu bulan, oleh krena itu disebut mens (berasal dari bahasa latin, menses yang arinya bulan).
Siklus estrus merupakan suatu perilaku seksual yang agresif dari hewan betina pada saat terjadi ovulasi. Estrus ini merupakan peristiwa yang paling menonjol dari siklus reproduksi mamalia selain manusia dan primata. Oleh karena itu, siklus reproduksinya disebut siklus estrus.
Tabel 3. Perbedaan siklus estrus dan menstruasi
Siklus
Estrus
|
Siklus
Menstruasi
|
· Tidak terjadi pembuahan maka endometrim akan dikeluarkan
bersama darah.
· Siklus menstruasi wanita umumnya 28 hari sekali.
|
· Tidak terjadi pendarahan karena endometrium diserap
(reabsorpsi) oleh uterus.
· Siklus estrus pada tikus hanya 5 hari sekali.
|
- Fase Siklus Menstrusi
Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran menstruasi, fase proliferasi dan sekresi.
1. Fase aliran menstruasi
2. Fase proliferasi
Setiap bulan setelah haid, hipofisis menskresikan FSH. Ormon ini berpengarauh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel Graaf. Selama pertumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estroge berfungsi untuk membangan edometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. Selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.
Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan memacu pengeluaran LH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada tahap akhir, dengan pecahnya folikel graaf, ovum perlepas dan terlempar keluar disebut ovulasi, kira-kira hari ke-14 dari suatu siklus.
3. Fase sekresi (fase progesteron)
Selama fase sekresi, endometrim terus menebal. Arteri-arteri mebesar, dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.